Misalnya saja dari tiga desa yang ditemui tim warta saat ditanya, sangat antusias dalam menjawab pertanyaan tentang produk mereka, Desa Bahari, Desa Tampinna dan Desa Maliwowo.
“Kami sangat semangat, dibantu dari memperkenalkan sampai pengurusan perizinan produk kami. Seperti ikan bandeng tanpa tulang dan abon, yang pasarnya sudah sampai Kabupaten Wajo” ujar ibu amel, owner ikan bandeng tanpa tulang di Desa Bahari.
“Kegiatan ini sangat membantu dalam memperkenalkan produk-produk lokal masyarakat” tambah Kepala Desa Bahari.
Sedangkan dari Desa Tampinna dan Desa Maliwowo, mengaku bahwa produk mereka sangat diminati oleh para pembeli.
“Kebanyakan hasil tani yang kami pajang. Ada juga tape dari UMKM perempuan, tapi sudah habis terjual”ujar pelaksana dari Desa Tampinna.
“Sama dengan Desa yang lain, jagung, rambutan, durian, pokoknya hasil tani. Tapi kami ada produk olahan kelapa, VCO namanya. Bagus buat obat gatal-gatal dan banyak lagi manfaatnya” ujar pelaksana dari Desa Maliwowo.
Harapannya, program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menerapkan konsep serupa dalam membangun kemandirian pangan. (sdl/Mi)