Ditemui dikantor camat, kepala kecamatan malili memberikan tanggapan terkait fenomena ini.
“seharusnya, kordinasinya bagus antar pemerintah kabupaten dengan pemerintah desa, karena tidak semua sampah yg dihasilkan masyarakat dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Harusnya ada inovasi baru, sehingga sampah tidak menumpuk” ujar nasir, kepala kecamatan malili. ketika dimintai keterangan oleh warta merekam indonesia.
“Solusi saya, lakukan pemutusan rantai sampah mulai dari rumah, memisahkan sampah organik dan non organik, selama ini memang berjalan tapi tidak optimal” sambung pak nasir.
Sampah yang menumpuk ini juga menjadi ancaman serius terhadap pariwisata di Luwu Timur. Kawasan wisata yang biasanya menjadi tujuan utama pengunjung kini justru dipenuhi sampah, menurunkan daya tarik wisatawan dan membuat kondisi semakin memprihatinkan.