Ia menilai, sayembara akan memberi ruang bagi ide-ide kreatif dari arsitek maupun masyarakat umum, dengan tetap menjaga nilai filosofis dan identitas lokal dalam desain akhir.
“Kita sederhanakan tapi tidak menghilangkan maknanya. Saya pikir dengan sayembara, kita bisa mendapat banyak alternatif desain yang fresh dan penuh filosofi,” jelas H. Irwan.
Usai sambutan, tim konsultan dari PT. Rustika Global Indonesia memulai pemaparan Redesign Master Plan BBG. Desain baru tersebut langsung menyita perhatian hadirin dengan konsep yang jauh lebih modern dan inklusif.
Dalam rendering yang ditampilkan, Bundaran Batara Guru hadir dengan wajah baru yang dinamis. Di antaranya terdapat empat jalur jogging track, tribun terbuka sebagai ruang ekspresi masyarakat, logo ikonik “Lutim Juara” yang menjadi simbol semangat pembangunan, serta area food court yang akan menjadi pusat UMKM dan kuliner lokal di sisi bundaran.
Desain ini tidak hanya mempercantik wajah kota, namun juga mengedepankan fungsi sosial dan ekonomi yang bisa dinikmati masyarakat luas.
Transformasi Bundaran Batara Guru menjadi ruang publik yang representatif menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk terus berinovasi dan menghadirkan wajah kota yang ramah, modern, dan membanggakan.
