“Soal target penyelesaian, semoga tahun 2026 sudah selesai dan bisa diakses. Yang jelas, kalau bisa lebih cepat, tentu lebih bagus lagi,” harap Gubernur.
Sementara itu, Wakil Bupati Luwu Timur, Hj. Puspawati Husler, menegaskan bahwa Matano Belt Road Project bukan sekadar pembangunan ruas jalan yang menghubungkan Ussu, Nuha, hingga batas Provinsi Sulawesi Tengah. Lebih dari itu, proyek ini akan membuka akses kawasan pesisir Danau Matano yang selama ini memiliki potensi besar namun belum terhubung secara optimal.
“Pembangunan jalan di sepanjang pesisir Danau Matano tidak hanya memperpendek jarak dan waktu tempuh, tetapi juga memperkuat konektivitas antarwilayah, meningkatkan mobilitas masyarakat, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta membuka ruang-ruang ekonomi baru berbasis pariwisata alam, ekonomi kreatif, dan UMKM lokal,” tutur Hj. Puspawati.
Di kesempatan yang sama, Chief of Operation PT Vale Indonesia Tbk, Abu Ashar, berharap pembangunan Matano Belt Road dapat berjalan dengan baik dan dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.

“Ini adalah bukti komitmen PT Vale Indonesia. Kami melihat bahwa dengan pembangunan ini nantinya dapat digunakan dengan baik, meningkatkan perekonomian di Luwu Timur karena jalur transportasi yang semakin bagus dan efisien,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, meskipun suatu saat PT Vale Indonesia tidak lagi beroperasi di Luwu Timur, setidaknya akan ada infrastruktur yang tertinggal dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
“Semoga ke depannya pembangunan ini benar-benar bermanfaat. Walaupun nantinya PT Vale sudah tidak lagi ada di Luwu Timur, paling tidak ada yang tertinggal dan bisa kita kenang,” tutupnya.
Acara ini pun ditutup dengan penandatangan perjanjian kerjasama antara PT. Vale Indonesia Tbk. dengan Pemerintah Provinsi Sulsel tentang Pembangunan Matano Belt Road di Kabupaten Luwu Timur. (rhj/ikp-humas/kominfo-sp)












