Dalam sesi pemaparan, konsultan manajemen rumah sakit, Syahrir A. Pasinringi, menyampaikan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi dalam pembangunan RSUD, termasuk pentingnya menganalisis jenis penyakit terbanyak sebagai dasar penentuan kebutuhan tenaga medis.
“Berdasarkan data Dinas Kesehatan Luwu Timur 2021–2024, ISPA, hipertensi, dan diare termasuk penyakit yang paling banyak diderita. Maka dibutuhkan spesialis paru dan penyakit dalam,” jelas Syahrir.
Ia juga menekankan pentingnya perencanaan arsitektural yang matang dan profesional.
“Pembangunan rumah sakit harus ditangani arsitek profesional. Tidak perlu desain yang rumit, tetapi harus memenuhi standar dan layak bagi masyarakat,” tambahnya.
Menutup pertemuan, Bupati Irwan menyatakan optimisme bahwa pembangunan RSUD Malili akan mulai terealisasi paling lambat tahun 2026.
“Kita upayakan tahun depan, 2026–2027 pembangunan fisik rumah sakit bisa kita selesaikan. Ini menjadi prioritas kami,” pungkas Bupati Luwu Timur.
Rapat ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua II DPRD, Direktur RSUD I Lagaligo, para kepala OPD, Staf Ahli, Kepala Dinas Kesehatan, serta tiga Kepala Puskesmas yakni Malili, Lampia, dan Lakawali













