Merekam Indonesia- Malam penyambutan menjelang perayaan utama Padungku di Desa Nuha berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan. Tradisi tahunan yang menjadi wujud syukur atas hasil panen ini kembali digelar oleh masyarakat adat Nuha sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritual.
Meskipun acara inti baru akan berlangsung keesokan harinya, malam ini menjadi ruang silaturahmi yang hidup di tengah masyarakat. Alunan musik bambu tradisional mengiringi suasana malam, menyatukan suara alam dan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu agenda utama malam ini adalah lelang amal, di mana hasilnya akan didedikasikan untuk pembangunan masjid di desa. Warga dengan sukarela mengikuti proses lelang, sebagai wujud komitmen sosial dan keagamaan yang kuat di tengah komunitas adat.
“Warga antusias mengikuti lelang amal untuk pembangunan masjid, sebagai wujud kepedulian sosial dan nilai keagamaan dalam rangkaian acara Padungku.”
Sebagai penutup malam, masyarakat larut dalam suasana kebersamaan melalui tarian dero, yang dilakukan secara melingkar, menyatukan generasi muda dan tua. Sorotan lampu sederhana dan gemuruh tawa menjadi saksi kekuatan tradisi yang masih hidup di tengah perkembangan zaman.
“Padungku bukan sekadar syukuran panen. Ini adalah cara kami merawat hubungan—dengan tanah, dengan Tuhan, dan sesama,” ujar salah satu tokoh adat yang turut hadir malam itu.
Malam penyambutan ini menjadi awal dari rangkaian Padungku yang akan berlanjut dengan prosesi adat utama esok hari. Warga berharap, semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur dari tradisi ini akan terus mengakar di hati generasi penerus.