Salah satu hal lain yang turut menjadi perhatian Bahri Suli adalah ketidakteraturan papan nama yang digunakan oleh ASN saat upacara.
H. Bahri Suli menilai, papan nama yang tidak seragam dan bahkan ada yang sudah tidak terbaca merupakan bentuk kurangnya kepedulian terhadap identitas profesi.
“Sudah lama saya amati dan baru hari ini saya koreksi. Tidak bisakah kita seragamkan warna papan nama? Dasarnya putih, tulisannya hitam. Saya lihat sekarang ada macam-macam warna, bahkan ada yang sudah tidak bisa dibaca. Ini bentuk kepedulian kita bersama, karena papan nama itu selalu kita gunakan saat upacara,” jelasnya.
Sekda pun menegaskan bahwa mulai minggu depan, ia berharap seluruh ASN sudah menggunakan papan nama dengan desain seragam dan pakaian dinas yang sesuai aturan.
Hal ini, kata Ia, bukan hanya untuk estetika, tetapi juga mencerminkan keseragaman, disiplin, dan profesionalisme sebagai ASN.
“Kedisiplinan sangat penting, bukan hanya saat upacara seperti ini, tapi juga dalam penggunaan atribut dan pakaian dinas. Tolong ikuti sesuai aturan yang ada, karena ini bagian dari evaluasi dan peningkatan disiplin kita sebagai ASN,” pungkas H. Bahri Suli.
Upacara Hari Kesadaran Nasional ini menjadi panggung refleksi dan koreksi bersama untuk terus meningkatkan kualitas ASN sebagai pelayan masyarakat yang profesional, disiplin, dan berintegritas.