Dari Desa Manurung, Kecamatan Malili, semangat yang sama juga tampak jelas. pengelola Perpustakaan Lentera Ilmu, Riska, menilai kegiatan ini menjadi kesempatan bagi pengelola untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan.
“Melalui kegiatan ini, perpustakaan desa dapat kita kembangkan dengan lebih baik. Ini juga memacu kreativitas kami sebagai pengelola, tidak hanya dalam penyediaan sarana dan prasarana, tetapi juga dalam menjadikan perpustakaan sebagai ruang bagi masyarakat untuk berkreasi dan belajar,” ungkapnya.

Di akhir kunjungan, Suriyanti, salah satu juri lainnya, juga memberikan apresiasi atas semangat kedua desa dalam menumbuhkan budaya baca di tengah masyarakat.
“Kami melihat bagaimana pengelola berupaya menghadirkan perpustakaan sebagai ruang belajar yang menyenangkan dan inklusif. Inilah esensi dari gerakan literasi desa,” ujarnya.
Dari Desa Manurung hingga Desa Margomulyo, terlihat satu hal yang sama yaitu cinta pada ilmu dan semangat untuk maju.
Dengan semangat literasi yang tumbuh di desa-desa, diharapkan perpustakaan dapat terus menjadi pusat pembelajaran, inspirasi, dan penggerak kemajuan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur. (eld/ikp-humas/kominfo-sp)












