Politik uang atau money politics kembali menjadi perhatian menjelang pemilu. Fenomena ini tidak hanya mencoreng proses demokrasi, tetapi juga melanggar hukum sebagaimana diatur dalam UU Pemilu No. 7 Tahun 2017. Tindakan membagikan uang demi memengaruhi pilihan masyarakat adalah pelanggaran berat yang mengancam integritas demokrasi kita.
Mau Dipimpin Pelanggar Hukum?
Masyarakat Luwu Timur patut bertanya: apakah kita rela menyerahkan masa depan daerah kepada calon pemimpin yang sudah melanggar aturan sebelum terpilih? Jika sejak awal saja mereka tidak mematuhi hukum, bagaimana kita bisa percaya mereka akan bertindak adil dan bijak ketika menjabat?
Dampak Buruk untuk Luwu Timur
Jika praktik ini terus dibiarkan, Luwu Timur terancam stagnan, bahkan mundur. Beberapa masalah serius yang mungkin terjadi
- Ekonomi Lesu: Kabupaten ini bisa terus berada di peringkat lima termiskin di Sulawesi Selatan, dengan pengangguran yang mencapai lebih dari 8.000 orang.
- Pendidikan Terpuruk: Anak-anak dari keluarga tidak mampu akan kesulitan melanjutkan pendidikan tinggi karena beasiswa semakin sulit diakses.
- Kesejahteraan Lansia Terabaikan*: Orang tua kita akan tetap hidup tanpa jaminan hari tua, mengandalkan uluran tangan anak-anak yang tidak semua mampu membantu.
- Beban Emak-Emak Bertambah: Harga seragam sekolah yang semakin mahal hanya menambah penderitaan keluarga, sementara solusi dari pemerintah sulit diharapkan.
Hentikan Lingkaran Setan Ini
Jika kita ingin perubahan nyata, kita harus menolak pemimpin yang mengandalkan politik uang. Memberi suara kepada calon pemimpin seperti itu berarti kita mendukung budaya korupsi yang menguntungkan segelintir orang kaya dan berkuasa, sementara rakyat kecil terus menderita.
Pilih Pemimpin yang Bersih dan Berintegritas
Luwu Timur membutuhkan pemimpin yang jujur, berpihak pada rakyat, dan memiliki visi untuk membawa daerah ini menuju kemajuan. Hanya dengan menolak politik uang, kita bisa memastikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.
Mari bersama, katakan: “Tolak Pemimpin yang Bagi-Bagi Uang!” Demi Luwu Timur yang lebih baik.